Minggu, 28 Maret 2010

Kalau Bisa Dipermudah, Kenapa Harus Dipersulit

Alkisah, seseorang (si A) ! terkurung dalam sebuah ruangan yang tidak dikenalnya. Ia segera mencari jalan untuk keluar dari ruangan tsb, karena ia mendengar kabar ada yang berhasil keluar dari ruangan tsb. Kalo orang lain bisa, saya pasti bisa juga. Ia memang tipe orang yang pantang menyerah. Ia berusaha mendobrak tembok, mencongkel kesana-kemari, sampai harus berdarah2, tapi belum berhasil keluar. Ia menghabiskan puluhan tahun dalam ruangan tsb, tapi belum berhasil keluar.



Lalu, masuk lagi orang lain (si B) dalam ruangan tsb. Si B juga tau ada yang berhasil keluar dari ruangan tsb. Tapi B tidak serta merta mendobrak kesana-kemari. Ia malah berteriak keluar, berusaha mencari seseorang yang pernah keluar dari ruangan tsb. Setelah 1 tahun, ia menemukan seseorang diluar yang berhasil keluar bernama si C. B mohon bantuan si C.Si C tersenyum. Ia bercerita bahwa ia menghabiskan waktu 30 tahun utk mencari jalan keluar. C memberitahu si B, “Susunan bata2 tsb dinamakan tembok, walau didobrak

bagaimanapun tidak akan bisa keluar. Yang ada terali besi itu disebut jendela, lobangnya terlalu kecil untuk kita menyelinap keluar. Yang didepan ini namanya pintu, disinilah orang bisa keluar masuk. Nah, coba cari kunci yang disembunyikan di dalam pot bunga yang terletak disana, lalu masukkan ke lubang yang ada pada bagian yang disebut pintu, lalu putar ke kanan, kalo gak berhasil, coba putar ke kiri, pintu akan terbuka, dan Anda bisa keluar sekarang juga…”Si B berhasil keluar tanpa harus banyak menabrak sana-sini seperti si A. Si A sendiri mungkin sampai saat ini masih sibuk mencari jalan keluar ruangan tsb…..Hikmahnya :Bacalah banyak buku, majalah, dst agar wawasan kita bertambah. Kita tidak perlu harus jatuh di lubang yang sama, spt orang lain pernah jatuh di sana. Sebuah biografi orang sukses menggambarkan perjalanan jatuh bangunnya selama mungkin 20 tahun, kita mengambil hikmah 20 tahun tsb dengan membaca bukunya mungkin selama 3 hari saja.
Jika kita bergerak dalam bidang marketing, membaca “Majalah Marketing” membuat kita belajar dari kesalahan marketer lainnya, belajar dari marketer yang sukses, mendapatkan rahasia sukses atau teori2 marketing yang mereka peroleh setelah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia marketing. Pengalaman tsb mungkin mereka dapatkan setelah menghabiskan milyaran dollar akibat sebuah kegagalan dalam sebuah strategi marketing, dst. Sementara banyak perusahaan menghabiskan milyaran rupiah untuk promosi (bahkan hanya untuk promosi lokal di Indonesia), kita belajar bagaimana Starbucks nyaris tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk promosinya, tetapi sukses di pasaran seluruh dunia. Nah lho….. Kalau Bisa Dipermudah, Kenapa Harus Dipersulit…….

Sumber : Felix Jordan